About Me

My photo
tak ingin melewati usia ke-27 tanpa kesuksesan.....

Followers

Total Pageviews

Wednesday, November 17, 2010

Tanggung Jawab Auditor Internal

Auditor internal berfungsi membantu manajemen dalam pencegahan, pendeteksian dan penginvestigasian fraud yang terjadi di suatu organisasi (perusahaan). Sesuai Interpretasi Standar Profesional Audit Internal (SPAI) – standar 120.2 tahun 2004, tentang pengetahuan mengenai kecurangan, dinyatakan bahwa auditor internal harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat mengenali, meneliti dan menguji adanya indikasi kecurangan. Selain itu, Statement on Internal Auditing Standards (SIAS) No. 3, tentang Deterrence, Detection, Investigation, and Reporting of Fraud (1985), memberikan pedoman bagi auditor internal tentang bagaimana auditor internal melakukan pencegahan, pendeteksian dan penginvestigasian terhadap fraud. SIAS No. 3 tersebut juga menegaskan tanggung jawab auditor internal untuk membuat laporan audit tentang fraud.

Pencegahan Fraud

Menurut Amrizal (2004), beberapa cara untuk pencegahan kecurangan antara lain :

  • Membangun struktur pengendalian intern yang baik.
  • Mengefektifkan aktivitas pengendalian.
  • Meningkatkan kultur organisasi.
  • Mengefektifkan fungsi internal audit.

Salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah timbulnya fraud adalah melalui peningkatan sistem pengendalian intern (internal control system) selain melalui struktur / mekanisme pengendalian intern. Dalam hal ini, yang paling bertanggung jawab atas pengendalian intern adalah pihak manajemen suatu organisasi. Dalam rangka pencegahan fraud, maka berbagai upaya harus dikerahkan untuk membuat para pelaku fraud tidak berani melakukan fraud. Apabila fraud terjadi, maka dampak (effect) yang timbul diharapkan dapat diminimalisir. Auditor internal bertanggungjawab untuk membantu pencegahan fraud dengan jalan melakukan pengujian (test) atas kecukupan dan kefektivan sistem pengendalian intern, dengan mengevaluasi seberapa jauh risiko yang potensial (potential risk) telah diidentifikasi.

Dalam pelaksanaan audit kinerja (performance audit), audit keuangan (financial audit) maupun audit operasional (operational audit), auditor internal harus mengidentifikasi adanya gejala kecurangan (fraud symptom) berupa red flag atau fraud indicator. Hal ini menjadi penting, agar apabila terjadi fraud, maka auditor internal lebih mudah melakukan investigasi atas fraud tersebut.

Pendeteksian fraud

Deteksi fraud mencakup identifikasi indikator-indikator kecurangan (fraud indicators) yang memerlukan tindaklanjut auditor internal untuk melakukan investigasi. Beberapa hal yang harus dimiliki oleh auditor internal agar pendeteksian fraud lebih lancar antara lain :

  • Memiliki keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) yang memadai dalam mengidentifikasi indikator terjadinya fraud. Dalam hal ini auditor internal harus mengetahui secara mendalam mengapa seseorang melakukan fraud termasuk penyebab fraud, jenis-jenis fraud, karakterisitik fraud, modus operandi (teknik-teknik) fraud yang biasa terjadi.
  • Memiliki sikap kewaspadaan yang tinggi terhadap kemungkinan kelemahan pengendalian intern dengan melakukan serangkaian pengujian (test) untuk menemukan indikator terjadinya fraud. Apabila diperlukan dapat menggunakan alat bantu (tool) berupa ilmu akuntansi forensik (forensic accounting) untuk memperoleh bukti audit (audit evidence) yang kuat dan valid. Forensic accounting merupakan suatu integrasi dari akuntansi (accounting), teknologi informasi (information technology) dan keahlian investigasi ( investigation skill).
  • Memiliki keakuratan & kecermatan (accuracy) dalam mengevaluasi indikator-indikator fraud tersebut.

Ketiga hal tersebut, dapat dimiliki oleh auditor internal setelah pengalaman bertahun-tahun melakukan audit berbagai fungsi / unit kerja di suatu organisasi (perusahaan).

Penginvestigasian Fraud

Investigasi merupakan pelaksanaan prosedur lebih lanjut bagi auditor internal untuk mendapatkan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) apakah fraud yang telah dapat diidentifikasi tersebut memang benar-benar terjadi. Menurut Standar Profesi Audit Internal (2004 : 66-67) , dalam melakukan investigasi, auditor internal diwajibkan :

  1. Melakukan asesmen / penelitian yang seksama atas kemungkinan terjadinya fraud.
  2. Meyakini bahwa pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi yang diperlukan untuk menangani investigasi ini secara kelompok memang dimiliki oleh auditor internal.
  3. Membuat suatu alur prosedur untuk mengidentifikasi : siapa yang terlibat (pelaku fraud), sejauhmana luasnya fraud, kapan dan dimana dilakukan serta bagaimana teknik fraud yang dipakai dan tentunya juga berapa potensi kerugian yang diderita akibat perbuatan fraud tadi.
  4. Dalam melakukan investigasi diharapkan auditor internal selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, misalnya bagian Personalia, Hukum, Security dan lain sebagainya.
  5. Untuk menjaga reputasi organisasi, pelaksanaan investigasi agar menjunjung tinggi harkat dan martabat personil yang diinvestigasi.

Kesimpulan

Auditor internal bertanggung jawab membantu manajemen dalam pencegahan, pendeteksian dan penginvestigasian fraud yang terjadi di suatu organisasi. Agar dapat menjalankan tugas yang diemban tersebut auditor internal perlu meningkatkan pengetahuan (knowledge) & keahlian (skill) melalui pendidikan profesi berkelanjutan (continuing professional education).

Pemeriksaaan Kecurangan (Fraud

KECURANGAN ALAMI

Hal yang tidak mungkin untuk mengetahui berapa persen pelaku kecurangan yang diketahui. Banyak kasus di dalam perusahaan yang selalu menyembunyikan kecurangan dan menghentikannya secara diam-diam daripada menyebarkannya ke public. Statistic berapa banyak kecurangan terjadi, datang pada 4 sumber :

1. Agen pemerintah

Agen pemerintah sering menemukan kecurangan-kecurangan berdasarkan statistic yang

mereka temukan.

2. Peneliti

Peneliti sering mengadakan pembelajaran tentang pencarian fakta-fakta terkait dengan

kecurangan di kawasan industry

3. Perusahaan asuransi

Perusahaan asuransi sering mengadakan pencarian kebenaran atas karyawan yang melakukan

kecurangan.

4. Korban dari kecurangan

Kadang kala kita belajar dari seseorang yang pernah menjadi korban dari kecurangan. Kebanyakan dari industry tidak akan mengadakan pencatatan atas korban kecurangan. Bilapun ada, banyak perusahaan tersebut tidak akan memilih kecurangan yang mereka lakukan akan bocor di public.

PENGERTIAN KECURANGAN (FRAUD)

Kecurangan mencakup berbagai macam kelihayan manusia, dimana satu individu memberikan gambaran yang salah untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain. Kecurangan (Fraud) adalah penipuan yang memasukkan elemen-elemen:

1. Gambaran

2. Tentang poin yang material 3. Perbuatan yang tidak benar 4. Dengan kesengajaan

5. Kepercayaan

6. Tindakan pada korban

7. Kerugian pada korban

14 Maret, 2009[Fraud Examination]

Kecurangan berbeda sekali dengan kesalahan yang tidak disengaja. Menurut standar pengauditan, factor yang membedakan kecurangan dan kekeliruan adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan keuangan, berupa tindakan yang sengaja atau tidak sengaja (IAI,2001).

TIPE-TIPE KECURANGAN

Cara umum untuk mengklasifikasikan kecurangan adalah dengan cara menjalankan tujuan dari organisasi dan yang lainnya dengan cara berlawanan dari tujuan organisasi. Cara yang lainnya, dengan menggunakan definisi dari ACFE (Associotion of Certified Fraud Examiners) yang berfokus pada aktifitas:

1. Kegiatan-kegiatan yang tersembunyi

2. Melanggar tugas karyawan terhadap organisasi

3. Menggunakan keuntungan keuangan dengan tujuan langsung atau secara tidak langsung

terhadap karyawan
4.
Memanfaatkan asset, pendapatan atau cadangan organisasi sebagai biaya.
Lebih mendalam lagi, Terdapat 6 klasifikasi yang berhubungan dengan skema kecurangan:
1.
Penggelapan oleh karyawan

2. Manajemen kecurangan
3. Investasi
4. Kecurangan penjual
5. Kecurangan pelanggan
6. Bermacam-macam kecurangan

MELAKSANAKAN KECURANGAN KRIMINAL DAN SIPIL

Saat seseorang melakukan kecurangan, mereka melaksanakan criminal dan sipil. Agar bisa sukses dalam melaksanakan kecurangan, biasanya pelaku memperlihatkan acting penting dengan maksud untuk menipu korban. Memperlihatkan maksud merupakan bagian paling pintar dalam mengumpulkan bahan-bahan yang jelas.

Pengertian Etika Bisnis

Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:

1. Pengendalian diri

2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi

4. Menciptakan persaingan yang sehat

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati

11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan